13 July 2013

Risiko kesehatan yang harus diwaspadai jemaah Haji dan Umrah tahun ini

Kasus MERS
Kasus MERS
Sekitar 3 juta umat Muslim dari seluruh dunia akan berkumpul di Mekkah, Arab Saudi setiap tahunnya untuk melaksanakan ibadah Haji. Lebih dari 200.000 orang diantaranya adalah jemaah haji asal Indonesia. Tahun ini ibadah Haji akan berlangsung mulai tanggal 13 hingga 18 Oktober. Berbeda dengan ibadah Haji, Umrah adalah ibadah serupa yang dapat dilakukan setiap saat sepanjang tahun, dan biasanya lebih ramai saat bulan Ramadhan (sekitar 9 Juli - 7 Agustus, 2013). Untuk tahun ini Kedutaan Besar Arab Saudi tidak merekomendasikan orang tua, orang sakit, ibu hamil, dan anak-anak, untuk melakukan ibadah Haji dan Umrah. Berikut adalah risiko kesehatan tertentu yang perlu diwaspadai terkait dengan berkumpulnya massa seperti saat ibadah Haji dan Umrah, yang dikutip dari website CDC.


Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) 

MERS-CoV (sebelumnya disebut "Novel Coronavirus") adalah penyebab penyakit infeksi pernafasan pada sejumlah orang di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi akhir-akhir ini. MERS-CoV cukup mengkhawatirkan karena dapat menimbulkan penyakit yang parah terutama infeksi pada paru-paru (pneumonia), dan hampir separuh dari kasus yang ada mengelamai kematian. Virus ini disebutkan dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak dekat. Yang penting dilakukan oleh para jemaah Haji untuk melindungi diri dari penyakit ini adalah dengan mencuci tangan sesering mungkin, tidak menyentuh mulut, hidung, atau mata, dan menghindari kontak dengan orang yang sakit. Para jemaah harus selalu memperhatikan kesehatan diri dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami demam dan batuk atau sesak napas dalam waktu 14 hari setelah kembali ke tanah air. Tidak ada larangan khusus untuk naik Haji terkait dengan adanya kasus MERS, akan tetapi para jemaah sebaiknya mengikuti perkembangan penyakit ini.

Penyakit Infeksi Lain

Berkumpulnya jemaah dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular. Yang menjadi perhatian disini adalah penyakit meningitis atau infeksi selaput otak. Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengharuskan semua jemaah untuk mendapatkan vaksinasi meningitis. Visa tidak bisa dikeluarkan tanpa adanya bukti vaksinasi meningitis. Karena tidak semua penyakit infeksi dapat dicegah dengan vaksin, jemaah harus menjaga kebersihan dengan baik dan menghindari kontak dengan hewan. Diare adalah salah satu penyakit yang umum selama ibadah Haji dan Umrah. Untuk mencegah diare, jemaah sebaiknya hanya memakan makanan yang dimasak dan disajikan panas dan hanya minum minuman dari wadah tertutup.

Cedera

Untuk mencegah cedera akibat terhimpit atau terdesak saat berkumpulnya masa, jemaah sebaiknya selalu melindungi diri sendiri dengan baik. Yang penting untuk dilakuakn jemaah adalah menghindari tempat-tempat yang paling padat dan selalu memperhatikan dan mengingat lokasi pintu keluar darurat.

Penyakit Terkait Cuaca Panas

Suhu di Mekkah dengan mudah dapat melebihi 38°C di musim panas dan awal musim gugur. Pada musim-musim ini, jemaah rentan mengalami heat exhaustion, suatu kondisi yang menyebabkan seseorang kekurangan cairan dan kelelahan akibat terpapar cuaca panas. Yang lebih berbahaya, paparan cuaca panas berhari-hari dapat menyebabkan terjadinya heatstroke, suatu kondisi dimana suhu tubuh naik drastis secara tiba-tiba. Untuk pencegahan, jemaah harus minum banyak air putih, memakai tabir surya, istirahat, dan mencari tempat teduh sebisa mungkin. Jemaah yang berpuasa Ramadhan dan tidak bisa minum air selama siang hari harus minum yang banyak setelah berbuka puasa. Beberapa ritual dapat dilakukan pada malam hari untuk menghindari panas siang hari. Gejala umum lain dari penyakit yang berhubungan dengan cuaca panas adalah banyak berkeringat, menggigil, sakit kepala, pusing atau kebingungan, dan mual. Jemaah yang mengalami gejala ini harus pindah ke lokasi yang lebih sejuk dan segera mencari pertolongan medis.

No comments:

Post a Comment

Follow this blog!