19 July 2011

Sekilas tentang Travelers' Diarrhea

Dari  teaching topic:
Travelers' Diarrhea: What is the recommended treatment for travelers' diarrhea? (NEJM, 30 Juni 2011)
Sekitar 10 sampai 50% wisatawan internasional mengalami diare. Kondisi yang dialami dapat bersifat akut atau kronis, serta bisa juga invasif (mengandung darah, lendir, atau keduanya) atau encer seperti air mengalir. Pasien dengan diare invasif akut biasanya datang dengan demam, sering buang air besar yang mengandung lendir atau darah atau keduanya. Penyebab pada orang dewasa paling sering adalah campylobacteriosis, salmonellosis, shigellosis, enteroinvasive Escherichia coli, dan yersiniosis. Vibrio parahaemolyticus, yang paling sering dilaporkan di Asia, dapat menyebabkan baik diare berdarah maupun diare encer berair dan biasanya berhubungan dengan konsumsi makanan laut.
Kapan evaluasi mikrobiologis feses diperlukan?
Pemeriksaan mikrobiologis  tinja biasanya tidak diindikasikan untuk kebanyakan wisatawan dengan diare akut, karena penyakit ini biasanya sembuh sendiri atau dapat diobati dengan hidrasi (pergantian cairan yang hilang), obat-obatan yang meringankan gejala yang muncul, atau antibiotik. Evaluasi mikrobiologis tinja biasanya diindikasikan untuk pasien dengan gejala diare invasif, pasien dengan diare persisten, dan pada pasien saat penelusuran wabah untuk mengetahui  penyebab pastinya.

Obat apa  yang dianjurkan pada travelers'diarrhea?
Azitromisin adalah obat pilihan untuk pengobatan penderita dengan kolera dan travelers' diarrhea. Saat ini banyak strain campylobacter yang sudah kebal terhadap golongan fluoroquinolone. Beberapa strain kolera juga dilaporkan berkurang kepekaannya terhadap ciprofloxacin.

No comments:

Post a Comment

Follow this blog!