30 November 2011

Rabies di Bali: wisatawan agar waspada

Bogi (Sudah di Vaksin :D)
Informasi berikut saya kutip dari website CDC yang mengeluarkan Outbreak Notice beberapa hari yang lalu, sehubungan dengan kejadian luar biasa Rabies yang terjadi di Bali.
Rabies pada anjing di Bali sudah berlangsung sejak November 2008, dan hingga 1 November 2011, lebih dari 100 orang meninggal akibat wabah ini. Kasus rabies pada manusia dan anjing ini juga ditemukan di sekitar daerah tujuan wisata populer di seluruh Bali. Upaya sistematis dari pihak-pihak terkait sudah dilakukan, namun wabah masih terus berlanjut di wilayah ini.

Rabies merupakan virus yang berkembang sangat cepat dan menyebabkan kematian. Hampir semua kasus disebarkan melalui gigitan binatang, walaupun virus juga bisa ditularkan jika air liur binatang yang terinfeksi secara langsung mengenai mata, hidung, mulut atau kulit yang terluka. Anjing merupakan sumber utama penularan pada manusia disamping kucing, kera dan beberapa binatang liar lainnya seperti rubah, rakun, luwak, dan kelelawar.

Di seluruh dunia, rabies membunuh setidaknya 50.000 orang setiap tahun, kebanyakan anak-anak. Dengan adanya wabah rabies di Bali ini, maka disamping penduduk lokal, para wisatawan juga merupakan kelompok yang sangat rentan tertular virus ini.

Lalu bagaimana para wisatawan bisa melindungi dirinya dari ancaman rabies?

Hal pertama yang bisa dipertimbangkan adalah dengan melakukan vaksinasi rabies. Hal ini sangat penting tidak hanya untuk wisatawan tetapi juga penduduk lokal yang aktivitasnya melibatkan kontak dengan binatang seperti anjing, kucing, kelelawar dan karnivora yang lain. Vaksinansi rabies sebelum paparan (pre-exposure), diberikan sebanyak 3 kali (hari ke 0, 7 dan 21 atau 28) sebelum bepergian. Harus diingat bahwa, meskipun sudah mendapatkan vaksinasi, penanganan medis tetap diperlukan jika anda digigit atau dicakar oleh binatang.

Hal lain yang juga penting dilakukan adalah menghindari gigitan binatang. Hindari melakukan kontak atau menyentuh binatang, termasuk binatang liar maupun hewan peliharaan. Apalagi hewan peliharaan seperti anjing dan kucing di Bali tidak semua mendapatkan vaksinasi rabies. Jika bepergian bersama anak-anak, awasi mereka, khususnya jika mereka berada dekat dengan anjing, kucing atau binatang liar seperti kera.

Hal ini penting mengingat anak-anak lebih cenderung digigit oleh binatang, terkadang tidak bilang kalau digigit dan kalau digigit bisa menimbulkan luka yang lebih parah. Jika anda bepergian membawa hewan peliharaan, awasi hewan peliharaan anda dan jangan dibiarkan bermain dengan hewan lokal.

Segera bertindak jika anda digigit atau dicakar oleh binatang. Hal-hal yang dapat anda lakukan adalah: mencuci luka dengan sebaik-baiknya menggunakan air dan sabun dan mencari pertolongan medis (rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter), meskipun anda tidak merasa sakit atau luka yang dialami tidak serius. Untuk mencegah rabies, diperlukan vaksinasi pasca paparan.

Data GeoSentinel, sistem surveilans global yang melibatkan lebih dari 50 klinik kedokteran wisata dan tropis di 25 negara, menunjukkan bahwa sejak bulan Mei 2008, jumlah permintaan vaksinasi rabies pasca paparan meningkat pada wisatawan yang baru kembali dari Bali.
Berikut adalah data GeoSentinel yang dipublikasikan di website ISTM
Source: www.istm.org

No comments:

Post a Comment

Follow this blog!