The Old Tram on Chapel Street |
Kawasan yang terkenal dengan butik dan restorannya ini hampir selalu terlihat ramai apalagi di akhir pekan. Dari para eksekutif muda hingga musisi jalanan, dan dari yang sudah usia lanjut hingga kelompok remaja seolah tidak pernah lelah melintas, bergumul dan bercumbu dengan sesaknya tram-tram tua jaman dulu yang sengaja masih digunakan pemerintah Victoria di jalur ini.
Satu hal yang cukup menarik perhatian adalah sebuah klinik disekitar kawasan ini yang diluarnya terpampang tulisan, memiliki program kesehatan untuk mereka yang memiliki orentasi seksual sesama jenis (gay health services). Memang di sepanjang jalan ini juga banyak dari mereka yang memiliki orientasi tersebut dan sepertinya sudah memiliki komunitas sendiri. Hal ini bukanlah sesuatu yang aneh buat komunitas disini, dan bahwa pengungkapan status mereka ke publik membuat stigma negatif yang diberikan kepada mereka berkurang dan perlahan-lahan masyarakat tidak lagi melakukan diskriminasi dan malahan menerima status dan keterbatasan mereka.
Dari sudut pandang kesehatan masyarakat (terlepas dari isu norma atau agama yang masih menjadi panduan dasar sebagian besar orang Indonesia) hal ini sangat menguntungkan. Semua risiko kesehatan yang potensial muncul pada kelompok mereka, dengan lebih mudah bisa dikontrol. Mereka mendapatkan akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan yang sama dengan kelompok masarakat yang lain. Dengan kata lain bahwa inequity atau ketidak-adilan dalam menerima pelayanan kesehatan bisa dikurangi bahkan dihilangkan.
Saya jadi teringat dengan sebuah hipotesis di salah satu jurnal ilmiah, bahwa ada pernanan gen-gen tertentu yang membuat orentasi mereka berbeda dari yang seharusnya, meskipun bukti-buktinya belum meyakinkan. Ini ditujukan untuk mendukung bahwa gangguan orientasi seksual bukanlah suatu penyakit, mengingat tidak adanya kelainan patologis (menyimpang dari fungsi normal tubuh), tetapi lebih kepada keadaan bawaan yang tidak bisa atau sulit mereka hindari.
Terlepas dari faktor-faktor apa yang berpengaruh, sudah saatnya kita mengurangi pandangan negatif terhadap mereka, adalah bahwa mereka memiliki kondisi yang memerlukan dukungan kita sehingga memperoleh hak-hak yang sama terutama hak untuk hidup sehat dan nyaman, yang pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap kesehatan masyarakat secara umum.
ronaldo aja bs ketipu dg penampilan.. :D
ReplyDeletejd ada jg lesbi klinik gak ya
» dani,
ReplyDeleteKayanya itu klinik untuk semua yang orientasinya sejenis baik laki2 maupun perempuan. So semuanya memiliki akses yang sama
saya jadi mikir, kapan ya di sini bisa dengan terbuka bikin klinik yang seperti itu. di lain pihak, mungkin orientasi klinik yang lebih ke bisnis membuat mereka tidak berani terang-terangan membuat klinik khusus seperti itu, takut klien lainnya kabur :D
ReplyDeleteberarti di australia sudah diakui hak2 yang sama untuk warga yang gay yah? seperti di belanda gto yang melegalkan pernikahan sesama jenis... hati2 pak dokter kalo lewat sana, salah2 nanti ada yang "kecantol" :P
ReplyDeletekeeping positif thinking wae mas ;)
ReplyDelete» itikkecil, ghozan, Okta:
ReplyDeleteThanks komentarnya,
mudah2an stigma yang ada dimasyarakat bisa berkurang, dan setiap orang memiliki hak-hak yang sama cuma itu saja harapannya...!
Intinya adalah kita harus open-minded kan, Dok?
ReplyDeletebtw, apa kabar? :)
» Vina Revi,
ReplyDeleteYup, exactly dok... Kabar baik, gimana Seoul??